Langsung ke konten utama

Materi Kecerdasan Emosional Pertemuan 13

 MANAJEMEN BERLANDASKAN PERASAAN


Cerita dimana dalam sebuah kapal terbang yang penuh dengan penumpang menuju Bandara disebuah negara bagian Amerika Serikat yaitu Texas. Dalam perjalanannya, sebagai kopilot (Kepala pilot) adalah Mr. Broon. Mr. Broon dibantu beberapa rekanya yang disebut kru pesawat. Sudah kebiasaan Mr.Broon yang selalu marah-marah, semua yang dilakukan kru pesawat dikendalikan oleh Mr. Broon. Siapa yang menentang perintah akan kena marah bahkan kontak fisik, sebenarnya hal itu sering terjadi, namun hanya saja tidak ada seorangpun yang berani melawan. Suatu ketika seorang pilot melihat ada ketidak beresan dalam pesawat, yaitu salah satu bagian mesin pesawat mengalami kerusakan, seorang pilot tersebut kemudian melaporkan pada Mr. Broon. Ada perbedaan pendapat mengenai kerusakan tersebut, dengan keyakinannya pilot tersebut memberanikan ngotot dengan Mr. Broon, namun kopilot tersebut tetap tetap teguh dengan pendirianya, sedangka kru yang lain sebenarnya tidak sepakat dan bahkan tidak percaya atas analisa kopilot. Karena semua kru takut akhirnya, terjadi gonjangan pertama pada pesawat namun kopilot tetap menyatakan mesin pesawat tidak ada masalah. Terjadi lagi goncangan kedua sampai pada goncangan ketiga, akhirnya pesawat mendarat bebas. Kejadian tersebut akhirnya menewaskan beberapa penumpang karena kesalahan kopilot Mr. Broon, sedangkan kru yang lain takut ikut membantu karena sering dimarahi Mr. Broon.

Kerja kelompok adalah jalur untuk komunikasi yang terbuka, kerjasama, saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat dengan jujur, (dasar kecerdasan emosional)

Indikator kecerdasan emosional didalam lingkungan kerja antara lain:

1.      Semangat kerja baik

2.      Karyawan terintimidasi

3.      Atasan yang tidak arogan

Apabila hal tersebut tidak dapat terwujud maka, akan mengakibatkan :

1.      Menurunya produktifitas

2.      Banyak tengat waktu yang longgar

3.      Kekeliruan-kekeliruan dan kecelakaan-kecelakan kerja

4.      Karyawan banya menggundurkan diri

5.      Menurunya laba

 Seorang eksekutif—harus menggunakan otak bukan perasaan dalam memimpin. Seorang pemimpin tidak harus mempunyai intelegensia yang tinggi, kepeminpinan tidak tergantung pada “kepemilikan” intelengensia namun “pemanfaatan” intelengensianya. Kecerdasan emosional sangat dibutuhkan dalam memimpin, terganggunya emosional mengakibatkan: pertama, Orang tidak dapat mengingat, kedua, Tidak dapat berkonsentrasi, ketiga, Tidak dapat belajar. Terganggunya kecerdasan emosional seperti tersebut diatas menimbulkan Strees, dan strees membuat orang bodoh. Ketrampilan emosional dapat dicirikan sebagai berikut: pertama, Setara dengan orang-orang yang berurusan dengan kita, kedua, Pandai mengatasi perselisihan sehingga tidak makin memanas, ketiga, Mampu memasuki keaadaan dan hanyut dalam kerja.

Kepemimpinan bukan berarti menguasai, melainkan seni meyakinkan orang untuk bekerja keras menuju sasaran bersama. Maka setiap pemimpin mempunyai karakter yang berbeda-beda dalam memimpin, hal tersebut karena seninya berbeda-beda.

Tiga penerapan kecerdasan emosional dalam memimpin:

1.      Mampu mengeluh dan mengutarakan keluhan sebagai kritik membangun. Kritik dimaksudkan untuk membangun bukan menyerang, seorang yang dikritik menganggap kritikan tersebut merupakan serangan maka, hanya akan terjadi konflik (dapat konflik tertutup ataupun konflik terbuka). Sebaiknya kita menanggapi kritik sebagai hal untuk membangun demi perbaikan suatu hal.

2.      Menciptakan suasana dimana keragaman dihargai bukan menciptakan pertentangan

3.      Menjalin jaringan kerjasama secara efektif

 Umpan balik adalah pertukaran data tentang bagaimana satu bagian system bekerja dengan pengertian bahwea satu bagian yang lain mempengaruhi bagian yang lain dalam system sehingga bagian yang melenceng dapat diperbaiki kejalur yang baik lagi.

Umpan balik merupakan darah dalam organisasi –pertukaran informasi untuk mengetahui apakah kerja yang dilakukan sudah baik ataukah buruk atau masih harus diperajam, ditingkatkan, diarahkan kembali–tanpa umpan balik—orang akan berada dalam kegelapan, tidak mempunyai bayangan bagaimana bersikap dengan atasan, koleganya, atau apa yang diharapkan dimereka dan setiap masalah hanya akan berlarut-larut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Produk Jam Dinding Kayu

 PRODUK ‘JAM DINDING KAYU’ NAMA : HERI SETIAWAN NPM  :  10120465 NAMA : NURWINDA ANJANI NPM : 10120500 NAMA : NUSANTARA NPM : 10120501 NAMA : TITA SRI RAHAYU NPM : 10120522 MATA KULIAH KREATIVITAS DAN INOVASI BISNIS DOSEN PENGAMPU : SYAEFUL MAULANA AKHMAD, S.Pd, M.AP KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah mengenai produk yang kami pilih yaitu “ Jam Dinding Kayu “. Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah Kreativitas dan Inovasi Bisnis strata satu jurusan manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bandung Business School.  Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangatlah jauh dari sempurna, untuk itu kami meninta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini banyak kesenjangan baik isi maupun cara pembuatannya. Dalam penulisan makalah  ini ju...

REVIEW "SEMINAR NASIONAL UPAYA PEMERINTAH DALAM PENERAPAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP TENAGA PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DI ERA DIGITAL"

Narasumber : Dr. Budi Hermawan., M.Phil.,SNE. Tren Global dan Masa Depan Pendidikan  Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk masa depan. Seiring dengan kemajuan teknologi, masyarakat dan profesional negara Indonesia mengalami transformasi yang cepat. Perubahan-perubahan ini berdampak signifikan pada bidang pendidikan, sehingga memunculkan banyak tren baru bagi para pendidik dan peserta didik pada tahun 2024. Untuk melibatkan siswa secara efektif, fasiliator pembelajaran harus selalu mengikuti perkembangan terkini, teknik pembelajaran yang inovatif, dan faktor kunci yang mempengaruhi pembelajaran di kelas. Dengan memahami tren ini, siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan berdampak. Pertumbuhan kemampuan teknologi berarti kini telah tersedia berbagai media dan alat pendukung pembelajaran untuk membantu siswa penerima pendidikan berkualitas tinggi dengan mengikuti tren. Dan berk...

SEBLAK AMOY: Si Pedas Nikmat Penggoda Iman